Sunday, August 26, 2007

Tayangan TV Tak Bermutu

Waktu adalah benda mahal, jumlahnya terbatas untuk diri kita sendiri. Dan tak ada yang bisa yang memastikan jumlah waktu yang dimiliki selama hidup kita.

saya akan membahas tentang kualitas tayangan TV kita yg bagus sangat minim. Bisa dihitung dengan jari sekelurga padahal untuk 230 juta lebih penduduk Indonesia. Terutama masalah mutu sinetron kita, sungguh mencemaskan bila waktu kita dihabiskan untuknya.


Sinetron Indonesia

Ada beberapa sinetron Indonesia yang bagus. Yang menampilkan sinematografi atau pemandangan alam Indonesia yang indah, dialog yang menarik, akting para pemain yang bagus, dan lainnya.
Tetapi menurut saya masalahnya lebih banyak yang jelek dan tak bermutu. Kenapa sinetron Indonesia yang bermutu begitu terbatas?

Tak bermutunya sinetron Indonesia sering kali itu- itu saja, dan menurut saya yaitu;

>> Unsur utamanya selalu harta, tahta dan wanita.

>> Meniru gaya film luar mentah- mentah.

>> Alur ceritanya mudah ditebak dan tidak jelas.

>> Adanya unsur kekerasan, seks, dan mistis.
Memang bukan kekerasan seperti "Smack Down" tetapi adegan jambak- jambakan, saling pukul antar pemain sinetron bukankan termasuk kekerasan. Begitu juga adanya unsur seks yang terselubung.

>> Kadang hanya episode awalnya yang bagus, tapi seterusnya cerita jadi gak jelas dan terlalu di buat- buat.
Yang lebih membosankan dibuatnya sinetron seri 1 s/d 7 (kayak "tersandung" dan berguling- guling)

>> Adegan "pause" yang lama dan expose pada adegan yang tak menarik.
Seperti pada emosi marah yang dengan tatapan, ekspresi dan bahasa tubuh kebencian lainnya, yang diumbar habis hanya untuk hal-hal sepele.

>> Terlalu mengikuti mode/ tren (latah).
Contohnya ketika acara "Empat Mata"-nya Tukul nge-top, ntah berapa banyak acara talkshow yang dibawakan pelawak sejenis yang bermunculan.

>> Memberi contoh kelakuan yang kurang ajar.
Contoh untuk anak yang kegiatan di sekolah-nya adalah rebutan pacar, saling berkata kasar pada teman dan orang yang lebih tua, pentingnya cinta picisan/ pacaran (biasanya anak- anak SMP pemerannya). Jaman saya sekolah dulu mana ada anak SD pacaran!! Benar- benar anak kecil saja sudah dieksploitasi...

Masih banyak..... anak yang sudah licik dari kecil, ada ibu yang kerjanya menangis terus- terusan sepanjang hari, tokoh wanita judes, lick dan jahat, ibu tiri yang terlalu jahat dan terlalu distereotipkan begitu. Dan lain lain lainnya.

>> Banyak hanya karya tiruan.
Saat ini di Indonesia sedang trend sinetron adaptasi dari drama asia timur seperti Jepang, Korea, dan Taiwan.
Hebatnya ternyata sinetron jiplakan di Indonesia ratingnya jauh lebih tinggi dari "drama asia yang asli" yang di putar di Indonesia.
Sering juga tanpa malu dan etika dengan mengakui sebagai karya sendiri/ tanpa pencantuman sumber karya adaptasi.

Meniru untuk belajar mungkin adalah tujuan baik. Tetapi ini masalah budaya, tanpa adaptasi karya yang benar akan tampak jelek sekali. Untuk orang dewasa pasti bisa membedakan mana budaya asing mana bukan, tetapi untuk anak kecil bagaimana??
Dan lebih masalah lagi kalo meniru itu menjadi budaya, bisa mematikan kreatifitas.... Selain rating yang bisa tinggi ternyata pula hasil jiplakan di Indonesia bisa mendapat penghargaan :) "Anda" hebat selain bisa meniru juga bisa menipu.

Contoh hasil tiruan yang jelek ada pada suatu sinetron (lupa judulnya, nonton pun sekilas langsung pindah).
Dialognya dalam telpon "Temenin tante donk ke butik, tante mau beli baju hangat", emang di Indonesia mana yang perlu baju hangat? paling sweeter/ jaket biasa aja sudah cukup (ini pekerjaan seorang penterjemah bukan orang seni).

>> Membawa kita melupakan masalah di kehidupan nyata.
Cerita dibuat gak masuk akal sama sekali, membawa pada realita tidak logis atau hanya "mimpi murahan".

Tampang masih muda sekali sudah direktur, pekerjaan biasa2 saja tapi memiliki rumah mewah, bagaimana bisa terjadi ya?
Dulu saat kuliah saya sempat berpikir kenapa salah seorang teman dekat saya yang tampangnya lumayan, orangnya romantis, jago bikin lagu dan bernyanyi, tetapi kok sering sekali di tolak wanita? Tetapi dalam film "Si Doel anak sekolahan" tampang biasa saja, kaya tidak, romantis ngak banget, terlalu pendiam, tapi kok bisa di Doel diperebutkan oleh dua wanita??

Yang sangat aneh yaitu yang melanggar "naluri manusia". Dalam sinetron ada saja ibu yang tega melakukan kekerasan pada anaknya tanpa ada alasan jelas. Padahal berdasar naluri seorang ibu ini tak mungkin terjadi kalau bukan dasar kegilaan atau karena meniru sinetron itu sendiri.



Rating TV

Televisi harusnya jangan hanya mementingkan motivasi bisnis yaitu rating dan ramainya pemasangan slot iklan (sudah siarannya ngak bermutu iklannya kadang ngak bermutu pula)

Rating televisi melalui sistem Nielsen yang diukur dengan "people meter" (alatnya terhubung dengan remote control khusus pada televisi keluarga yang terpilih).

Belum ada sitem lain yang memeringkat program televisi kita secepat, selengkap dan sedinamis sistem Nielsen.
Sedang programer televisi kita butuh tahu profil penontonnya, kebiasaan mereka, dan di jam mana meletakkan program apa. Mereka membutuhkan data untuk dianalisa. Akhirnya, Rating Nielsen menjadi satu-satunya pilihan saat ini.
(http://riandhini.blogdrive.com/archive/7.html)

Namun jangan ber-iman kepadanya...
Bisa saja yang memencet tuch remote yang pencet hanya pembantu yang kerjaanya disore hari cuman nonton sinetron, atau menyalakan tv acara misteri untuk membuat merasa ngeri dan memudahkan buang hajat di WC.


Siaran TV Lainnya

Selain sinetron tak bermutu (terutama dari gank Punjabi) acara televisi yang saya tidak direkomendasikan untuk ditonton, yaitu;
- Acara misteri, hantu dan tahayul lainnya yang asal- asalan.
- Info-tai-ment ngak jelas alias cuman mengemborkan gosip2an
- Tayangan info kriminal, yang terlalu mendeskripsikan adegan kejahatan (dengan model/ rekaman asli). Yach saya sendiri sangat muak, pernah sekali saya melihat ada adegan rekontruksi kejahatan pemerkosaan dimana model melakukan adegan raba- raba pada jam tayang siang yang mungkin ditonton oleh anak- anak kita.
- Tayangan sinetron agama yang terlalu mengada- ada.
- Tayangan khusus (dewasa dan kekerasan) yang tidak pada tempat dan waktunya.

Kita tidak memiliki banyak "pilihan" program siaran yang bermutu. tetapi tetap Anda harus memilih, karena pasti Anda butuh hiburan atau rekreasi disaat penat.

Anda harus pintar memilih atau akan terjerumus pada rimba kekacauan. Acara televisi indonesia yang menurut saya bagus dan direkomendasikan untuk ditonton yaitu.
- Siaran berita, tetapi bukan berita invetigasi kriminal murahan.
- Siaran dengan unsur pendidikan, seperti buku harian si uyil :)
- Seri- seri petualangan/ ekspedisi alam dan wisata.
- Siaran olah raga :)
- Talk show yang lumayan serius.
- News Dot Com (republik mimpi) dan siaran parodi mendidik lainnya.
- Sintron yang diangkat dari novel asli Indonesia, misal ; Cinta (Mira W) dan apa lagi yah (sori bukan pengemar sinetron)
- Film seri yang mengunakan otak. seperti McGuyver (jaman dulu) atau Prison Breaks atau Heroes (upss saya tidak menyebutan seri Indonesia ya).
- Acara komedi/ humor dengan kreatifitas. Extravagansa, bagus dan lucu, tetapi yang penting benar- benar menunjukan kreatifitas.
- Film kartun yang inspiratif, contohnya Dora The Explorer, Spongebob Squarepants. Hehe walau konyol tapi mengajarkan nilai pertemanan yang tinggi.
- Saluran bayar/ tv kabel seperti Discovery, CNBC, Animalplanet, National Geography, dll (kalau Anda mampu membayarnya :)
- Dan siaran bermutu lainnya.


Saya Sangat Muak...

Banyak sekali siaran televisi kita yang tak mendidik atau tidak dipikirkan dampak negatifnya.
Anak sangat mudah meniru apa lagi tidak di bimbing, sehinga Sangat buruk dampaknya untuk perkembangan jiwa anak.
Apalagi bila sang orang tua sangat sibuk, seharusnya BO (Bimbingan Orang tua) diganti dengan BOP (Bimbingan Orang tua atau Pembantu).

Bayangkan unsur- unsur yang ada di tanyangan televisi yang buruk yang saya sebutkan diatas.
Nah apa bila ada adegan kisah asmara atau dengan unsur seks yang tidak etis muncul dan ditonton oleh anak. Apakah ini tidak sebahaya pornografi???
Indonesia aneh ya^^ pakaian adat yang sedikit terbuka dibilang RUU APP yang dulu sebagai menonjolkan aurat (harus pake cadar semua kali). Tetapi siaran televisi yang mendesah dan raba- raba buatan Indonesia sendiri di televisi tidak masalah....

Selain terhadap anak yang juga mencemaskan adalah terhadap kaum wanita.
Tak tahu kenapa banyak hal jelek yang ngak masuk nalar normal manusia bisa masuk di dalam sinetron Indonesia.
Seperti contoh- contoh kelakuan kurang ajar yang saya tuliskan diatas.
Apakah ini karena porsi penonton terbesar sinetron adalah wanita?? Jadi wanita Indonesia harus diajarkan sikap yang benar...

Bagaimana caranya mendidik anak bila baris depan pendidik anak yaitu wanita, juga mendapat masukkan yang sangat buruk?
Akan ada "efek penguat" (magnified effect) masukkan dampak negatif yang besar untuk anak.
Apalagi dia melihat ibunya sendiri menonton sinetron yang buruk dan mengartikannya sebagai hal yang biasa.
Dan lebih parah lagi sampai si-ibu lupa memberikan pengarahan pada anaknya bahwa hal yang ada disinetron itu adalah jelek, karena Si-ibu sendiri terlalu serius dan terbawa pada alur cerita yang cengeng, mengharukan yang mengada-ada atau karena kemarahan (melihat pemeran antargonisnya dan berkata : "Mati saja kau!").

Dan ingat semua prilaku ibu atau mungkin pembantu saat menonton dan yang ditiru pada sinetron dilihat oleh sang anak.
Alamak..... tak terpikir aku generasi yang akan lahir oleh sinetron..... terutama oleh sinetron Punjabi gank....

Sudah banyak warganya yang miskin, ada yang kekurangan pangan, kurang tersedia dan mahalnya pendidikan, hiburan gratis di televisi pun tak bermutu...
Wah Indonesia akan banyak sekali menyediakan >> "MISSING GENERATION"
Bagaimana caranya membangun sumber daya manusia yang cerdas, apabila dicemari oleh masukkan audio-visual yang sangat pantas menjadi "SAMPAH".

Bahkan sebenarnya siaran di stasiun TV di Amerika lebih baik kalau tidak percaya baca saja kisah dari seorang Ibu pada blog-nya (http://jeena-234-ramadhan.blogspot.com/2007/06/u-turn.html)

Mana peran lembaga pemerintah?? Ntah apapun namanya...

Salut ama artis atau aktor yang ngak mau maen pada sinetron ngak mutu, sebaiknya para pekerja seni juga kritis dan memilih terlibat pada proyek sinetron. Caranya lihat dulu produsernya... dan baca naskahnya ya dulu... plss...
Jangan takut menghadapi "Penipu- penipu" yang tangannya merusak bangsa dengan hayalan kosong.

Bangsa Indonesia sebenarnya besar dan jauh lebih beragam nilai kebudayaannya, harusnya kita menggali kebudayaan Indonesia yang luhur dan melestarikannya dalam bentuk program siaran televisi yang bermutu.
Biarlah tetap dengan nilai- nilai atau norma yang ada, bukan kehidupan moderen atau nilai asing yang dianggap lebih maju tetapi masuk tanpa saringan dan diolah terlebih dahulu.

Sebaiknya acara televisi kita mengajarkan kecerdasan, kasih sayang, kreatifitas, toleransi, dan hal- hal positif lainnya.
Nah yang terjadi nilai- nilai yang harusnya masuk bukannya muncul tetapi di-"reduksi" bahkan menghilang sama sekali oleh tampilan menonjol tokoh- tokoh yang sangat- sangat parah.
Bukan "Super Hero" tetapi yang kita lihat adalah ibu- ibu judes, bapak bertampang kriminil, orang botak yang masang sesajen dan matra woro- wiri, atau gadis centil yang harus berpenampil sexy untuk menarik cowok.
Untung saya lahir pada jaman super hero seperti Superman atau Batman masih sangat terkenallll....

Saya saat berkeluarga nanti dan siaran televisi kita belum berubah atau lebih buruk. Mungkin lebih baik membawa keluarga dan anak- anak saya pulang kampung yang diperdalaman, dimana tidak tercemar dengan siaran- siaran sampah yang ada di televisi Indonesia.
Benar, s a y a s u d a h s a n g a t muak...

Bagaimana dengan pilihan Anda?

^^sourceid

No comments:

http://www.anekacd.com